Twitters

abe rista della ditho amanda andri xenia april aulia deasy depam dzaky puto edwina rani gerra goldy sekar indra inung juju khanza lulu mentari rizki radit nabila rangga ajeng icha fira sarah irin putri tm elza ummi vania vanny

Sejarah #SD

Kami, adalah Sapudugem. Tau kah anda? Tentu tidak, karena saya baru akan bercerita. Oke, jadi lebih baik, saya mulai ceritanya dari awal.

Hari itu adalah hari-apa-ya-gue-lupa, yang jelas itulah awal kami bertemu. Masih pake seragam SMP, dengan muka yang semuanya masih melas karena takut di bully. Akhirnya kakak-kakak berjas kuning dan abu-abu datang dan mendampingi kami. Dan pemilihan pengurus kelas pun dimulai, TADAAA! Seseorang berambut botak pun berdiri (Yeah, itu Elza. Map za…), ia pun mencalonkan diri menjadi ketua kelas. Kami yang belum saling mengenal pun hanya mengangguk-angguk setuju dengan tampang innocent (belum pada tau busuknya satu sama laen). Terus kakak MPK/OSIS nya nunjuk Gerra buat jadi sekretaris. Dia pun kucuk-kucuk melangkah kedepan dan lalu memperkenalkan diri. Lalu kakak OSIS/MPK pun bertanya, “Siapa yang mau jadi bendahara” dikejauhan sana, berdirilah seseorang dengan tampang melas kelas akut. Yak, itu Inung.

Lalu kami semua mulai berkenalan. Akhirnya, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, pun terlewatkan dengan penuh keceriaan. Yeah, intinya bulan September itu diadakan LTUB. Kami pun disuruh membuat nama kelas. Dengan berbagai nominasi yang tak kalah absurbnya, akhirnya yang dipilih adalah Sapudugem. Apa itu sapudugem? Sapudugem adalah Sapuluh Dua Gembira. Yeah, gue tau “sapuluh” nya maksa. Gitu-gitu kelas gue men J

Pokoknya LTUB jelas mempunyai peran penting dalam menyatukan kami yang berasal dari sekolah yang berbeda, gender yang berbeda, rumah yang berbeda (?). ya, pokoknya segalanya yang berbeda. Hasilnya, kami pun juara 2 LTUB Angkatan ke-19 (dan pasukan terbaik). Yeah, itulah hadiah yang bisa kami berikan kepada WASPADA (Kelas X-2 angkatan ke-18) yang udah ngajarin kita dengan susah payah. Thanks kak!

Pokoknya, makin ke sana, keliatan deh busuknya atu atu. Yeah, ibarat permen nano-nano, kelas kita ini memang ada manis, asem, asin, pait, bau, busuk (oke, permen nano-nano gak begitu). Tapi yang jelas, dibawah nama dan lambang Sapudugem, kami adalah satu. Satu senang, semua senang. Satu galau, semua galau. Satu malu, semua malu. Karna kita masih punya kemaluan rasa malu. Pokoknya, CIKICIW!